Wednesday, 18 November 2015
TANYA JAWAB MEDITASI MATA KETIGA
T = “Energi” menurut anakku yang kelas 3 Sekolah Dasar adalah kemampuan untuk melakukan aktivitas, ini hafalan pelajaran IPA yang sedang dipelajarinya untuk persiapan midtest, sedangkan energi yang ditunjukkan anakku yg kedua memanggilku dengan suara yang cukup keras di telingaku namun tidak kutanggapi, lalu muncullah berbagai ulahnya dengan membuat barang-barang jadi berantakan untuk sekedar menarik perhatianku yang sedang konsentrasi menulis note ini.
J = Ada bermacam-macam jenis energi.
T = Energi, kata ini seringkali muncul dalam di “Mata Ketiga dan Cara Menggunakannya” oleh Leonardo Rimba, tanya jawab yang berkaitan dengan meditasi Mata Ketiga (MK3), baik dari golongan pemula yang baru menekuni kemudian mempraktekkan MK3 dan terus menggali tuk merasakan efek fisiknya sampai dengan master MK3 yang menyarankan untuk mengabaikan segala bentuk sensasi-sensasi energi dengan hanya fokus untuk merasakan sadar tok. Pada dasarnya semua itu akan bermuara pada sebuah arah penyaluran energi meditasi itu yang dapat bersifat langsung ataupun tidak langsung sebagai hasil dari aktivitas meditasi tersebut.
J = Betul.
T = Dampak meditasi MK3, tidaklah sama bagi setiap orang yang menjalaninya, setidaknya begitulah yang dikatakan oleh sang Mater MK3, hal tersebut tergantung sepenuhnya dari karakter, pribadi yang bersangkutan, janganlah risau jika tidak mendapatkan hal yang sama dengan yang dialami oleh orang lain dalam menjalani meditasi MK3, karena sebenarnya pribadi masing-masing orang sangatlah unik dan akan dengan sendirinya mengetahui apa yang ia rasakan dari meditasi MK3.
J = Betul.
T = Dalam ranah pengetahuan, energi dijelaskan dengan gamblang oleh Newton, Einstein hingga perkembangan teori Dinamik Non Linier. Khusus yang terakhir ini dilihat oleh Dr. David R. Hawking sebagai peristiwa yang terlihat acak atau tak berhubungan terdapat pola teratur dan tak kasat mata yang mempengaruhi terjadinya fenomena pada tingkat kesadaran. Atau lebih sederhananya dalam kondisi acak atau ketidak teraturan namun sebenarnya memiliki jejaring hubungan yang teratur, dan terwujud dalam berbagai tingkat kesadaran.
Energi inilah yang coba dipicu melalui meditasi MK3 dengan fokus mempertajam intuisi yang akan melahirkan kemampuan-kemampuan tertentu yang langsung dapat diterjemahkan dengan spontan.
J = Kurang lebih begitu.
T = Rasanya banyak yang skeptis, what next kalau sudah melakukan meditasi dan memiliki energi meditasi, kalau spiritual itu hanya berkutat pada rutinitas meditasi saja yang terlepas dengan urusan kehidupan sehari-hari, rasanya hal ini bukanlah anggapan yang benar, karena sebetulnya kehidupan keseharian kita yang lekat dengan usaha mencari kekayaan, menemukan cinta dan memperoleh kebahagiaan haruslah dipenuhi dan dilandasi oleh laku spiritual yang memberikan dampak signifikan terhadap kenaikan tingkat kesadaran diri yang lebih luas.
J = Tentu saja.
T = Energi meditasi merupakan jenis energi kreatif, yang mendorong pemiliknya untuk bertindak secara kreatif, energi ini adalah energi yang selaras dengan alam semesta, dan cepat atau lambat, namun pasti energi ini akan menuntut komitmen pemiliknya ke arah yang dinamis, keteraturan, dan harmoni sebagaimana yang dimaksud Dr. David R. Hawking berkaitan dengan teori Dinamika Non Linier. Tinggal sekarang bagaimana energi kreatif tersebut dapat disalurkan, jika masih tidak tahu cara menyalurkan, jangan juga khawatir, pastilah energi tersebut akan keluar melalui kesadaran yang sesuai tingkatannya untuk menemukan saluran yang tentunya paling sesuai dengan potensi diri, ini akan berlangsung alami kadang dapat dirasakan, tidak dirasakanpun tidak apa.
J = Betul.
T = Energy meditasi yang bersifat kreatif, sebaiknya janganlah disalurkan dalam bentuk energi yang bersifat kompetisi, kompetisi hanya akan menghalangi bertumbuhnya energi kreatif dari meditasi untuk bertumbuh dan berperan lebih luas. Seringkali dalam keseharian kita dihadapkan pada hal yang bersifat kompetisi, seperti menjadi juara kelas, juara di bidang olahraga, mengharapkan sebagai pemenang tender proyek-proyek pemerintah, menjadi sales produk dengan penjualan tertinggi dsb, yang kesemuanya itu dilandasi oleh energi berkompetisi. Repotnya kompetisi seringkali dilakukan dengan cara saling sikut, cara-cara yang tak adil, melanggar peraturan dsb yang justru menjerumuskan kita dalam kesedihan, kekecewaan, kemarahan, rasa frustasi dan sejenisnya di saat kita kalah dalam berkompetisi. Justru dengan energi kreatif kita dapat melakukan hal sebaliknya, tidak perlu sedih tidak menjadi juara di kelas, karena telah melalui proses belajar yang menyenangkan dan kreatif. Tidak perlu kecewa tidak menjadi juara cabang olahraga karena telah berjuang, berdisiplin dan tekun berlatih. Tidak perlu marah-marah karena tidak dapat tender proyek, justru dengan energi kreatif perusahaan dapat mengajukan proposal proyek yang lebih butuhkan oleh pemerintah dan masyarakat, dan tidak perlu frustasi menjadi sales dengan target penjualan terendah, namun telah memberikan edukasi kreatif kepada pelanggan tentang manfaat lebih dari suatu produk.
J = Dengan kata lain, lakukan sebisanya. Itu yg penting. Lakukan apa yg bisa dilakukan, hasilnya seperti apa terserah. Kalau tidak mau stress berat begitu modus operandinya.
T = Intinya memanfaatkan energi kreatif meditasi untuk memberikan nilai yang lebih besar dari apa yang kita peroleh dan menjalankan proses tanpa terikat akan hasil, penciptaan hal baru dan berbagai tindakan tertentu yang mengarahkan kita menikmati setiap prosesnya sampai dengan terwujudnya hasil yang diharapkan (menekankan rasa syukur).
J = Ya.
T = Rasanya setiap energi kreatif yang dihimpun dari rutinitas meditasi MK3 akan tersalurkan secara kreatif dalam keseharian jika kita berkomitmen untuk itu. Berkomitmen dalam arti menyadari adanya energi tersebut dan memutuskan secara spontan menyaluran energi tersebut kedalam kesadaran yang bertumbuh lebih luas.
Misalnya saja dalam rumah tangga yang memiliki anak balita, dengan kondisi kedua orang tua memiliki kesibukan, pulang ke rumah mendapati kondisi rumah berantakan seperti kapal pecah, yang terjadi adalah ketidak-nyamanan, dan tak jarang terjadi perselisihan tentang peran atau tugas suami atau istri dalam mengurus rumah tangga, dan itu terjadi berulang- ulang yang menimbulkan frustasi dan kemarahan. Namun dengan menyadari tumbuhnya energi kreatif akibat meditasi, perasaan tidak lagi terusik oleh berantakannya kondisi rumah akibat ulah si kecil, namun lebih menyadari hal itu adalah energi kreatif yang dibagikan oleh ulah sikecil sebagai energi dalam bentuk atau kondisi berantakan/ acak, tidak teratur, tidak terpola, dan terjadi berulang-ulang, maka kesadaranpun di bimbing oleh energi kreatif dengan komitemen bertugas atau berperan menyelaraskan energi ulah si kecil dalam bentuk menciptakan keteraturan kembali kondisi rumah yang berantakan. Kondisi berulang yang terjadi tidak menjadi sebuah kefrustrasian bagi orang tua karena telah menyadari hal tersebut merupakan pondasi untuk tiba saatnya bagi si anak sampai pada kondisi melakukan pola kegiatan yang teratur. Pola ini sangat mirip dengan teori dinamika non linier yang kemudian dipolakan oleh Dr. David R. Hawking sebagai peristiwa yang terlihat acak atau tak berhubungan terdapat pola teratur dan tak kasat mata yang mempengaruhi terjadinya fenomena pada tingkat kesadaran.Berkomitmenlah pada energi kreatif dari meditasi MK3, salurkan secara Spontan, dan rasakan itu akan Bertumbuh dengan sendirinya
J = Ya.
Labels:
SPIRITUAL
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment